Rabu, 12 Oktober 2011

perbedaan hasil kadar glukosa darah pada sampel langsung di periksa dan sampel ditangguhkan 2 jam pada penderita Diabetes mellitus


KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN HASIL KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA SAMPEL
LANGSUNG DIPERIKSA DAN SAMPEL DITANGGUHKAN 2 JAM
PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN
METODE GOD-PAP

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program studi DIII Analis Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
LOGO IIK




Disusun oleh :
RIFA’ATUL MAHMUDAH
NIM : 30.1.07.078

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI

2010

HALAMAN PERSETUJUAN

NAMA                     : RIFA’ATUL MAHMUDAH
NIM                         : 30.1.07.078
BIDANG MINAT   : KIMIA KLINIK
JUDUL                    :  PEMERIKSAAN HASIL KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA SAMPEL LANGSUNG DIPERIKSA DAN SAMPEL DITANGGUHKAN 2 JAM PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN METODE GOD-PAP

Menyetujui
Pembimbing Teori


(dr. HARTATI TUNA)
Pembimbing Praktikum


( DIDIK PRASETYA,Amd)

Mengetahui
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA


(dr.EKAWATI SUTIKNO,MM)
Dekan
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ini Telah Dipertahankan Pada
Sidang Ujian Jenjang Pendidikan Tinggi
Progam Studi Diploma III Analis Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Tanggal : 22 Juli 2010

Penguji
1.      Penguji I         : dr. Dyah Novi Wulansari               (                           )
2.      Penguji II       : MM. Rianiarti, Spd                        (                           )
3.      Penguji III      : dr. Hartati Tuna                             (                           )

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI



(dr.EKAWATI SUTIKNO,MM)
Dekan
ABSTRAK

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Pemeriksaan glukosa darah sering digunakan sebagai tes penyaring maupun konfirmasi dalam membantu menegakkan diagnosa klinis pada penderita diabetes mellitus. Namun, karena suatu masalah sehingga sampel darah yang sudah ada tidak bisa langsung diperiksa (ditangguhkan), sehingga perlu diketahui adakah perbedaan hasil kadar glukosa darah yang langsung diperiksa dan ditangguhkan, yang merupakan tujuan dari penelitian ini.
Seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi dibidang laboratorium kesehatan sekarang pemeriksaan glukosa darah banyak menggunakan alat glukometer dengan metode GOD-PAP, hasil akan otomatis keluar dan dapat ditulis langsung, tanpa harus menghitung secara manual dengan menggunakan rumus.
Dengan pemeriksaan menggunakan metode yang sama yaitu GOD PAP diketahui yaitu dengan mengambil taraf nyata 5% = 0,05 dan derajat bebas = db n-1 = 29 didapatkan nilai t tabel 2,045 maka H0 diterima. Dimana berdasarkan hasil pergitungan statistik didapat nilai t hitung sebesar -10,22 berada dalam range t tabel.
Maka dapat ditemukan bahwa dari 30 sampel yang diambil secara acak tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dengan sampel ditangguhkan selama 2 jam pada suhu kamar.

KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah… Puji  dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perbedaan Hasil Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Sampel Langsung Diperiksa dan Sampel Ditangguhakan 2 Jam Pada Penderita Diabetes Mellitus Dengan Metode GOD-PAP”.
Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan progam studi DIII Analis Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kesalahan dalam penulisan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      DR. Bambang Harsono Suhartono, MBA selaku Ketua Yayasan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
2.      dr. Tarbinu Kasmono, MPH selaku Rektor IIK Bhakti Wiyata Kediri
3.      dr. Ekawati Sutikno, MM selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat IIK Bhakti Wiyata Kediri
4.      drh. Triffit Imasari selaku Kepala Prodi DIII Analis Kesehatan IIK Bhakti Wiyata Kediri
5.      dr. Hartati Tuna selaku pembimbing pertama yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan sabar dalam penyusunan karya tulis ini.
6.      Ibu Suharti S.Pd selaku pembimbing kedua yang telah merelakan waktu dan pikiran demi terselesaikannya karya tulis ini.
7.      Bapak Didik Prasetyo, Amd selaku pembimbing kedua yang telah merelakan waktu dan pikiran demi terselesaikannya karya tulis ini.
8.      Ibu Marie Prissadaryani, ST.MM. selaku dosen pembimbing statistik yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu demi terselesaikannya karya tulis ini.
9.      Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing dan memberikan banyak ilmunya kepada kami selama ini.
10.  Bapak/Ibu staf Perpustakaan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah banyak memberikan bantuan untuk meminjamkan buku penuntun.
11.  Sahabat serta teman-teman sesama profesi khususnya Kelompok C yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
12.  Mbak Suprapti, AMAK yang telah banyak membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
13.  Mbak Sulistiani, AMAK yang telah membantu memberi masukkan dan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
14.  Seluruh karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Kediri yang telah banyak membantu.
15.  Kedua orang tua dan saudara – saudaraku tercinta yang tak pernah bosan untuk mendo’akan dan memberikan dukungan kepadaku.
16.  Semua pihak yang telah membantu proses pembuatan karya tulis ini namun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.


Harapan kami agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan di lingkungan Mahasiswa di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri, khususnya prodi DIII Analis Kesehatan. Penulis mengharapkan segala kritik dan saran untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan prestasi. Terima kasih.


                                                                                                        Minggu, 4 juni 2010
Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
ABSTRAK.............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR............................................................................................ v
DAFTAR ISI........................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................   xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xiii
BAB I      PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.    Latar Belakang................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................ 3
C.     Tujuan Penelitian.............................................................................. 3
D.    Manfaat Penelitian........................................................................... 3
BAB II     TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5
A.    Tinjauan Tentang Diabetes Mellitus................................................. 5
1.      Diabetes Mellitus....................................................................... 5
2.      Klasifikasi dan Patogenes Diabetes Mellitus............................ 6
3.      Gejala Diabetes Mellitus........................................................... 7
4.       Faktor-faktor yang mempertinggi resiko Diabetes................... 8
B.     Tinjauan Tentang Karbohidrat......................................................... 9
1.      Karbohidrat............................................................................... 9
2.      Susunan kimia........................................................................... 10
3.      Klasifikasi karbohidrat.............................................................. 11
C.     Tinjauan Tentang Glukosa Darah..................................................... 16
1.      Glukosa Darah........................................................................... 16
2.      Faktor Yang Mempengaruhi  Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah            17
3.      Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah............................................. 18
D.    Metode GOD PAP........................................................................... 20
E.     Glukometer....................................................................................... 21
BAB III    METODE PENELITIAN...................................................................... 24
A.    Metode Penelitian............................................................................ 24
B.     Variabel Penelitian........................................................................... 24
C.     Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 24
1.      Tempat Penelitian...................................................................... 24
2.      Waktu Penelitian....................................................................... 24
D.    Populasi dan Sampel........................................................................ 24
1.      Populasi..................................................................................... 24
2.      Sampel....................................................................................... 25
E.     Tahapan Penelitian........................................................................... 25
BAB IV    HASIL PENELITIAN.......................................................................... 29
A.    Hasil Penelitian................................................................................. 29
B.     Analisa Data..................................................................................... 32
BAB V     PEMBAHASAN.................................................................................... 36
BAB VI    KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 38
A.    Kesimpulan...................................................................................... 38
B.     Saran................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa
dan ditangguhkan 2 jam......................................................................... 29

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Grafik loncatan kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dan ditangguhkan 2 jam         31
Gambar 4.2 : Grafik batang kadar Glukosa darah pada  sampel langsung diperiksa dan ditangguhkan 2 jam          32

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1  Gambar alat Glukometer
Lampiran 2  Gambar prinsip kerja dari Glukometer
Lampiran 3 Blood Glukosa Test Strip
Lampiran 4 Surat ijin penelitian

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Banyak orang yang menganggap penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang timbul karena faktor keturunan. Padahal setiap orang dapat mengidap Diabetes Mellitus baik tua maupun muda.
Menurut WHO pada tahun 2003 diperkirakan jumlah penderita Diabetes di dunia telah mencapai 177 juta jiwa, dan di asia diperkirakan mencapai 89 juta jiwa. Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah terbesar penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50% yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30% yang datang berobat teratur (Soegondo,2008).

Diantara penyakit-penyakit degeneratif yang tidak menular lainnya, yang akan meningkat jumlahnya dimasa yang akan datang adalah penyakit Diabetes. Menurut dr. Agus Widiyatmoko (penanggung jawab Diabetic Center Asri Medical Center) jika  tidak dilakukan pencegahan, jumlah penduduk penderita diabetes di Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai 30 juta jiwa pada tahun 2020 nanti.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah suatu penyakit akibat kelainan metabolisme karbohidrat. Dimana kadar glukosa (gula sederhana) didalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dapat dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah normal. Insulin memasukkan gula kedalam sel sehingga bisa memghasilkan energi (Soegondo,2008).
Banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau penyakit kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi dimasyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya.
Diagnosis Diabetes Mellitus ditegakkan berdasarkan gejela-gejalanya (Poliuria, Polidipsia, Polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya) disertai dengan satu nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal (glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl dan glukosa darah puasa ≥126 mg/dl), (Soegondo,2004).
Banyak metode pemeriksaan Diabetes Mellitus. Namun cara yang dianjurkan dan banyak digunakan adalah cara enzimatik Glukosa Oksidase (GOD), karena metode ini dianggap mendekati hasil kadar glukosa sesungguhnya (dr. Simon Kusnandar, 2003).
Pada pemeriksaan glukosa darah, darah yang sudah diambil harus segera diperiksa. Karena bila darah ditangguhkan glukosa akan segera terurai sehingga sebagian besar dari glukosa akan hilang dalam waktu 2-3 jam. Peruraian tersebut akan tetap berlangsung meskipun darah diambil secara steril. Peruraian ini disebut Glikolisis. (Koestadi, 1989)
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah ada perbedaan hasil glukosa darah pada sampel yang langsung diperiksa dan sampel yang ditangguhkan?”
C.    Tujuan Penelitian
1.      Menganalisis kadar Glukosa Darah pada sampel yang lansung diperiksa, metode GOD-PAP
2.      Menganalisis kadar Glukosa Darah pada sampel yang ditangguhkan, metode GOD-PAP
3.      Membuktikan adanya perbedaan hasil Glukosa Darah pada sampel yang langsung diperiksa dan sampel ditangguhkan.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi Masyarakat
Dapat memberi informasi dan pengetahuan tentang ada atau tidaknya perbedaan kadar glukosa darah antara sampel yang lansung diperiksa dan sampel ditangguhkan.
2.      Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan pada perpustakaan Prodi D3 Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas IIK Bhakti Wiyata Kediri, sehingga dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang lebih lanjut.
3.      Bagi Instansi Rumah Sakit
Dapat memberikan informasi bagi tenaga analis agar memeriksa sampel tepat pada waktunya.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tinjauan Tentang Diabetes Mellitus
1.      Diabetes Mellitus
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, syaraf, jantung, dan beberapa pembuluh darah (Soegondo,2008).

 
Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dl dan pada test sewaktu >200 mg/dl. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah <70-110 mg/dl. Kadar gula darah puasa biasanya <120-140 mg/dl pada 2 jam setelah makan dan minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya. Peningkatan kadar gula setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan (Soegondo,2008).
2.      Klasifikasi dan Patogenes Diabetes Mellitus
Menurut anjuran PARKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) yang sesuai dengan anjuran ADA (American Diabetes Association) 1997, Diabetes Mellitus diklasifikasikan sebagai berikut:
a.       Diabetes Mellitus tipe I
Diabates Mellitus tipe I dulu dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) terjadi karena kerusakan sel β pankreas (reaksi autoimun).
b.      Diabetes Mellitus tipe II
Diabetes Mellitus tipe II dulu dikenal dengan nama Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) terjadi karena penurunan kemampuan insulin bekerja dijaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel β.
c.       Diabetes Mellitus dalam kehamilan
Diabates mellitus dan kehamilan (Gestation Diabetes Mellitus-GDM) adalah kehamilan yang normal disertai peningkatan insulin resistace (ibu hamil gagal mempertahankan euglicemia). Faktor resiko Gestation Diabetes Mellitus (GDM) : riwayat keluarga diabetes mellitus, kegemukan, dan glukosuria. Gestation Diabetes Mellitus (GDM) ini meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan makrosomatia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu Gestation Diabetes Mellitus (GDM) mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang petumbuhan bayi dan makrosomia. Frekuensi Gestation Diabetes Mellitus (GDM) kira-kira 3-5% dan para ibu tersebut meningkat resikonya untuk menjadi Diabetes Mellitus dimasa mendatang (dokmud, 7 nov 2009).
d.      Diabetes Mellitus tipe lain
Subkelas Diabetes Mellitus, dimana individu mengalami:
  Hiperglikemia akibat kelainan spesifik, contoh: kelainan genetik fungsi sel β
         Endokrinopati, contoh: penyakit cushing’s
         Penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel β, contoh: dilatin
  Penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin, contoh: b-adregernik
  Infeksi/sindrome genetik/Down’s klinefelter’s
3.      Gejela Diabetes Mellitus
          Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dl, maka glukosa akan dikeluarkan melalui air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi ginjal akan menghasilkan urine yang berlebih sehingga sering berkemih dalam jumlah banyak (poliuria). Akibatnya, penderita merasa sering haus sehingga banyak minum (polidipsia). Karena sebagian besar kalori hilang kedalam urine maka penderita mengalami penurunan berat badan sehingga sering merasa lapar, dan banyak makan (polifagia),  (Soegondo, 2008).
4.       Faktor-faktor yang mempertinggi resiko Diabetes
          Menurut Lani Sustrani, dkk. Pada buku Diabetes, faktor-faktor yang mempertinggi resiko diabetes adalah:
a.       Kelainan genetika
Diabates dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tapi resikonya diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan, stres, dan kurang bergerak.
b.      Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
c.       Gaya hidup stres
Stres kronis cenderung membuat orang mencari makanan yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar seretonin otak. Seretonin ini mempnyai efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tapi glukosa dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang beresiko kena diabetes.
d.      Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko terkena diabetes. Kurang gizi (malnutrisi) dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas (gemuk berlebihan) mengakibatkan gangguan kerja insulin (resistensi insulin).

B.     Tinjauan Tentang Karbohidrat
  1. Karbohidrat
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas mulai dari berdiri, makan, berjalan, berolahraga, dan lain-lain. Energi yang diperlukan ini diperoleh dari makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid.
Karbohidrat adalah kompenen dalam makanan yang merupakan sumber energi yang utama bagi makhluk hidup. Dalam makanan, karbohidrat terdapat sebagai polisakarida yang dibuat dalam tumbuhan secara fotosintesis.  Karbohidrat tersebut disimpan dalam bentuk amylum. Selain itu dalam tubuh hewan dan manusia juga terdapat karbohidrat yang merupakan sumber energi, yaitu glikogen.
Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis, baik dalam mulut, lambung, maupun usus. Hasil akhir pencernaan ini adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa ini kemudian diabsorbsi melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses-proses kimia ini tidak berdiri sendiri, tapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh, apabila banyak glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energi, maka glikogen dalam hati akan mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa, dan sebaliknya (Anna Poedjiati,2006).
  1. Susunan kimia
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Sebagai contoh molekul glukosa adalah C12H22O12, sedangkan rumus sukrosa adalah C12H22O11. Pada glukosa tampak bahwa atom hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12:6 atau 2:1, sedangkan pada sukrosa 22:11 atau 2:1. Jadi dalam karbohidrat juga terdapat air (Anna Poedjiati,2006)

3.      Klasifikasi karbohidrat
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida (Anna poedjiati,2006).
a.         Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.
Contoh-contoh monosakarida yang penting bagi kehidupan :
a.         Glukosa
Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam satelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang menderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg/100 ml darah.
b.         Fruktosa
Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada glukosa, juga lebih manis gula tebu atau sukrosa.
c.          Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat terdapat bebas dalan alam. Umumnya berkaitan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis dari pada glukosa dan kurang larut dalam air.
d.         Pentosa
Pentosa adalah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon. Contoh pentosa ialah ribosa dan ribulosa. (Anna poedjiati ,2006)

b.      Oligosakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berkaitan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Olisgosakarida yang paling banyak terdapat dalam alam ialah disakarida (Anna poedjiati,2006).

a.     Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun dari bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas dan dalam wortel. Dalam hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa.
b.    Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, karena itu laktosa adalah suatu disakarida. Laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi. Biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk α. Dalam susu terdapat laktosa yang sering disebut gula susu.
c.     Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Dalam tubuh amylum mengalami hidrolisis menjadi maltosa oleh enzim amilase. Maltosa ini kemudian diuraikan oleh enzim menjadi glukosa yang digunakan oleh tubuh.
d.    Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, tediri atas tiga molekul monosakarida yang berkaitan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Apabila dihidrolisis sempurna rafinosa akan menghasilkan akan menghasilkan galaktosa, laktosa, fruktosa, dan glukosa.

e.     Stakiosa
Stakiosa adalah suatu tetrasakarida. Dengan jalan hidrolosis sempurna, stakiosa menghasilkan 2 molekul galaktosa, 1 molekul glukosa, dan 1 molekul fruktosa. Pada hidrolisis parsial dapat dihasilkan fruktosa dan manotriosa suatu trisakarida. Stakiosa tidak mempunyai sifat mereduksi (Anna poedjiati,2006).
c.       Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks dari pada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri dari banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteroplisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan tidak mempunyai sifat mereduksi (Anna poedjiati,2006).

Beberapa polisakarida yang penting antara lain :
a.    Amilum
Polisakarida ini banyak terdapat dialam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Dalam bahasa sehari-hari amilum disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya merupakan polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin.
b.    Glikogen
Pada tubuh glikogen terdapat dalam hati dan otot. Hati berfungsi sebagai tempat pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila kadar glukosa dalam darah bertambah, sebagian diubah menjadi glikogen sehingga kadar glukosa dalam darah kembali normal. Sebaliknya, apabila kadar glukosa darah menurun, glikogen dalam hati diuraikan kembali sehingga kadar glukosa darah normal kembali.
c.    Dekstrin
Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan dikenal dengan nama dekstrin. Jadi dekstrin adalah hasil antara proses hidrolisis amilum sebelum terbentuk maltosa.
d.   Selulosa
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat dicernakan karena kita tidak mempunyai enzim yang dapat menguraikan selulosa. Meskipun selulosa tidak dapat digunakan sebagai makanan oleh tubuh, namun selulosa yang terdapat dalam tumbuhan, sayuran, atau buah-buahan berguna untuk memperlancar pencernaan makanan (Anna poedjiati,2006).



d.      Mukopolisakarida
Mukopolisakarida adalah suatu heteropolisakarida, yaitu polisakarida yang terdiri atas dua jenis derivat monosakarida. Derivat monosakarida yang membentuk mukopolisakarida ialah gula amino dan asam uronat. Contoh: heparin, suatu senyawa yang berfungsi sebagai antikoagulan darah adalah suatu mukopolisakarida (Anna poedjiati,2006).
C.    Tinjauan Tentang Glukosa Darah
1.      Glukosa Darah
Karbohidrat terdapat dalam berbagai bentuk, termasuk gula sederhana atau monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Karbohidrat yang sudah ditelan akan dicerna menjadi monosakarida dan absorbsi. Sesudah diabsorbsi, kadar glukosa darah akan meningkat untuk sementara waktu dan akhirnya akan kembali ke kadar semula. Pengaturan kadar glukosa darah sebagian besar tergantung dari ekstraksi glukosa, sintesis glikogen, dan glikogenoisis dalam hati (Sylvia, 1995).
Glukosa darah adalah konsentrasi glukosa didalam darah atau serum. Konsentrasi glukosa darah normal seseorang yang tidak makan dalam waktu 3 atau 4 jam yang lalu sekitar 90 mg/dl. Bahkan setelah konsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat sekalipun, konsentrasi ini jarang meningkat diatas 140 mg/dl kecuali orang tersebut menderita Diabetes Mellitus. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel - sel tubuh. Pengaturan konsentrasi gula darah erat hubungannya dengan hormon insulin dan glukagon (Suprapti, 2008).
Pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah pada orang normal sangat sempit, pada orang yang sedang berpuasa kadar glukosa darah hanya diantara 80 dan 90 mg/dl darah yang diukur pada waktu sebelum makan pagi. Konsentrasi ini meningkat menjadi 120-140 mg/dl selama jam pertama atau lebih setelah makan, namun ada suatu sistem umpan balik yang mengatur kadar glukosa darah yang dengan cepat mengembalikan konsentrasi glukosa ke nilai kontrolnya, biasanya  terjadi pada waktu 2 jam sesudah absorbsi karbohidrat yang terakhir. Pada waktu kelaparan adanya fungsi glukoneogenesis dari hati menyebabkan tersedianya glukosa yang dibutuhkan untuk menjaga tetapnya kadar glukosa darah sewaktu puasa (Suprapti, 2008).
2.      Faktor Yang Mempengaruhi  Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah
a.       Obat-obatan, dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah
b.      Trauma atau stress, dapat menyebabkan peningkatan kadar glikosa darah
c.       Merokok, dapat meningkatan kadar glukosa darah
d.      Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium, dapat menurunkan kadar glukosa  darah
e.       Penundaan pemeriksaan
Penundaan pemeriksaan akan menurunkan kadar glukosa darah dalam sampel, hal ini dikarenakan adanya aktifitas yang dilakukan sel darah. Penyimpanan sampel pada suhu kamar akan menyebabkan penurunanan kadar glukosa darah kurang lebih 1-2 % per jam.
3.      Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah
a.       Glukosa darah acak
Pemeriksaan glukosa darah acak merupakan pemeriksaan penyaring untuk mendiagnosa penyakit diabetes mellitus. Setelah makan atau minum, terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang merangsang pankreas menghasilkan insulin untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah lebih lanjut. Peningkatan kadar glukosa darah (Hiperglikemia) dapat terjadi jika  insulin yang beredar tidak mencukupi atau tidak berfungsi dengan baik. Keadaan ini disebut diabetes mellitus (Laboratorium tecnologist, 2010).
b.      Glukosa darah puasa
Test glukosa darah puasa dapat memberikan petunjuk terbaik mengenai homeostasis keseluruhan (Laboratorium tecnologist, 2010). Test ini digunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang untuk mengatur kadar glukosa agar tetap dalam batas normal. Dalam keadaan puasa dimana tidak ada makanan yang diabsorbsi maka proses untuk mempertahankan kadar glukosa darah puasa normal tergantung oleh hati, jaringan perifer, dan hormon – hormon yang dapat menurunkan dan meningkatkan kadar glukosa darah yang beritegersi dengan baik. Jika sesorang tidak mengatur glukosa secara normal, maka ketidakmampuannya ini akan tercermin dari kadar glukosa darah puasa yang meningkat atau menurun. Dengan demikian, tes glukosa darah puasa dapat membantu mengevaluasi integritas mekanisme yang mengatur glukosa darah (Sylvia, 1995).
c.       Glukosa darah 2 jam post prandial
Test glukosa 2 jam post prandial merupakan suatu test penyaring sederhana untuk mengetahui kemampuan seseorang untuk membuang beban glukosa yang ada. Test ini terdiri dari pengukuran kadar glukosa darah pasien 2 jam setelah makan. Jika kadar glukosa kurang dari 140 mg/dl 2 jam setelah makan, maka dapat disimpulkan bahwa kadar glukosanya sudah kembali ke kadar semula sesudah kenaikan awal. Ini merupakan petunjuk bahwa orang tersebut mempunyai mekanisme pembuangan glukosa yang normal. Sebaliknya, jika kadar glukosa pasien sesudah 2 jam masih tinggi, maka dapat disimpulkan adanya gangguan mekanisme pengaturan kadar glukosa (Sylvia, 1995).
d.      Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dilakukan jika kadar glukosa darah 2 jam post prandial abnormal. Test dapat memberikan keterangan yang lebih lengkap mengenai adanya gangguan metabolisme karbohidrat. Pada test toleransi glukosa, kadar glukosa puasa diukur, kemudian pasien makan 75 g glukosa dalam waktu 5 menit. Kadar glukosa kemudian diukur dalam interval setengah jam selama 2 jam setelah pemberian glukosa. Pada orang yang sehat dan tidak beristirahat ditempat tidur, kadar glukosa setelah pemberian beban glukosa mula-mula meningkat, tetapi kemudian kembali ke kadar asal dalam waktu 2 jam. Nilai – nilai normal untuk TTGO didefinisikan sebagai berikut: kurang dari 200 mg/dl pada menit ke-30, 60, dan 90, dan kurang dari 140 mg/dl pada menit ke-120 (Sylvia, 1995).
D.    Metode GOD PAP
Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu Benedict, Fehling, Carik Celup dan Enzimatik tetapi yang paling baik adalah metode Enzimatik. Enzim sering digunakan dalam bidang kedokteran untuk tujuan diagnostik. Enzim hanya bereaksi dengan substrat spesifik pada sampel dan dapat mendeteksi substrat dengan konsentrasi paling rendah sekalipun.
 Enzim Glukosa Oksidase digunakan sebagai uji spesifik untuk glukosa didalam darah dan urine. Enzim Glukosa Oksidase adalah enzim yang mengandung FAD yang diproduksi secara ekstra selluler oleh beberapa jenis fungi. Enzim ini mengoksidasi Glukosa menjadi D-Glukono–δ–lakton dan mereduksi oksigen menjadi hydrogen peroksida. Lakton merupakan produk primer dihidroksi secara enzimatis menjadi asam glukonat (Suprapti, 2008).
Metode Glukosa Oksidase (GOD PAP) adalah metode yang sangat spesifik untuk pengukuran glukosa didalam serum atau plasma melalui reaksi dengan glukosa oksidase, asam glukonat serta dibentuk hydrogen peroksida. Pemeriksaan dengan metode GOD PAP ini dianjurkan menggunakan plasma darah yang diambil langsung dari vena (pembuluh darah balik) disekitar lipatan siku. Hal ini disebabkan metode GOD PAP dinilai bersifat lebih spesifik karena yang diukur hanya kadar glukosa (James, 2002).
E.     Glukometer
Glukometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa . Dengan alat ini kadar glukosa darah dapat diukur dengan cepat dan alatnya mudah dibawa kemana mana (Nesco multicheck, 2009)
Glukometer terdiri atas beberapa bagian yaitu :
1.      Display screen (layar) yang berfungsi untuk melihat hasil pemeriksaan dan kesalahan (hasil tidak terdeteksi).
2.      Push button yang berfungsi untuk mematikan alat.
3.      Test strip holder yang berfungsi tempat srip glukosa dimasukkan.
4.      Code card port yang berfungsi tempat memasukkan kode card.
5.      Batterai compartman yang berfungsi sebagai tempat baterai.
6.      Strip Glukosa.
Prinsip :Glukosa dalam darah dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase (yang ada dalam strip) menjadi glukagon. Proses pemecahan glukosa menjadi glukagon menimbulkan elektron yang kemudian dibaca oleh sensor yang terdapat pada alat. Semakin banyak  glukosa dalam darah yang teroksidasi menjadi glukagon maka semakin banyak electron yang dihasilkan maka nilai yang terbaca di alat akan semakin tinggi atau besar.
Prosedur Pemeriksaan :
1.      Dinyalakan alat terlebih dahulu dengan mengikuti buku petunjuk alat yang ada.
2.      Dimasukkan code card pada tempatnya.
3.      Dimasukkan  strip glukosa pada alat glukometer.
4.      Diteteskan darah pada pada Zona reaksi (berbentuk celah). Celah strip secara otomatis akan menyerap tetes darah kedalam tempat reaksi dan alat akan mulai bekerja.
5.      Ditunggu beberapa detik maka hasil akan keluar
6.      Diambil strip kemudian dibuang.

Keuntungan memakai Glukometer :
1        waktu yang digunakan untuk mengetahui hasil pemeriksaan glukosa darah lebih cepat.
2        Bentuk alat yang kecil sehingga mudah dibawa kemana mana.
3        Volume sampel yang dipakai sedikit (Nesco multicheck, 2009).
Kerugian memakai Glukometer :
1        Karena range pada alat 20 mg/dl – 600 mg/dl maka hasil dibawah 20 mg/dl  atau di atas 600 mg/dl hasil tidak keluar.
2         Karena tidak menggunakan deproteinase maka hasil bisa dipengaruhi oleh zat-zat interferen .

PENGAJUAN HIPOTESIS
H0          : Tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darah antara sampel yang langsung diperiksa dan sampel ditangguhkan.
Hi          : Ada perbedaan hasil pemeriksan glukosa darah antara sampel yang langsung diperiksa  dan sampel ditangguhkan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional komperatif, dengan analisa kuantitatif untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dan sampel ditangguhkan.

B.     Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan adalah kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dan sampel ditangguhkan yang diperiksa dengan menggunakan Glukometer.

C.    Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dilaboratorium Rumah Sakit Muhammadiyah Kediri
2.      Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal : 10 – 22 Mei 2010

D.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi yang diambil adalah penderita Diabetes Mellitus rawat inap dan rawat  jalan di Rumah Sakit Muhammadiyah Kediri.

 
 

2.      Sampel
Diambil 30 sampel darah vena dari populasi dengan kriteria penderita Diabetes Mellitus rawat inap dan rawat jalan yang sedang menjalani pengobatan.
E.     Tahapan Penelitian
1.      Perlakuan Sampel
Sampel darah vena yang didapatkan dari penderita dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama akan dianalisa kadar glukosanya secara langsung, sedangkan bagian kedua akan dianalisa setelah ditangguhkan selama 2 jam pada suhu kamar (tanpa pengawet). Sampel diambil dari penderita Diabetes Mellitus rawat inap dan rawat jalan yang datang ke Rumah Sakit Muhammadiyah Kediri, dan sedang menjalani pengobatan yang terdiri 30 orang yang diambil darahnya secara intra vena.
Cara pengambilan darah vena :
a.       Siapkan alat
b.      Pasangkan ikatan pembendung pada lengan atas
c.       Tegangkanlah kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan kiri
d.      Desinfektan daerah yang akan ditusuk dengan alkohol 70% dan biarkan sampai kering lagi
e.       Tusuk kulit dengan spuit, dihisap darah sebanyak 1 cc
f.       Torniquet dilepas dan ditutup luka dengan kapas
g.      Sampel darah yang telah didapatkan kemudian diperiksa secara langsung dan dengan ditangguhkan
2.      Metode Pemeriksaan
Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode enzimatik (GOD PAP) dengan menggunakan alat dan Glukometer.
3.      Prinsip kerja :
Glukosa dalam darah dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase (yang ada dalam strip) menjadi glukagon. Proses pemecahan glukosa menjadi glukagon menimbulkan elektron yang kemudian dibaca oleh sensor yang terdapat pada alat. Semakin banyak  glukosa dalam darah yang teroksidasi menjadi glukagon maka semakin banyak elektron yang dihasilkan maka nilai yang terbaca di alat akan semakin tinggi atau besar.
4.      Alat     :
a.       Kapas alkohol 70%
b.      Glukometer merk Nesco
c.       Spuit
d.      Clinipet
e.       Tabung Serologi
f.       Tourniquet
g.      Rak tabung
5.      Reagen
Strip Glukometer
6.      Persiapan alat
a.       Cocokkan kode strips dengan kode yang tertera di tabung strips
b.      Masukkan kode strips dibagian atas alat Glukometer
c.       Buka tempat baterai dan keluarkan baterai
d.      Disebelah kiri lingkaran tempat baterai terdapat tombol hitam yang berfungsi untuk menginstal nilai satuan ukur
-       Posisi tombol diatas nilai satuan ukur adalah mmol/L
-       Posisi tombol dibawah nilai satuan ukur adalah mg/dl
e.       Untuk mengetahui kondisi alat bagus atau tidak dapat dilakukan kontrol dengan memasukan kontrol cek yang tersedia.
7.      Prosedur Pemeriksaan :
a.       Dinyalakan alat terlebih dahulu dengan mengikuti buku petunjuk alat yang ada.
b.      Dimasukkan  strip glukosa pada alat glukometer.
c.       Diteteskan darah pada pada Zona reaksi (berbentuk celah). Celah strip secara otomatis akan menyerap tetes darah kedalam tempat reaksi dan alat akan mulai bekerja.
d.      Ditunggu beberapa detik maka hasil akan keluar
e.       Diambil strip kemudian dibuang.

8.      Spesifikasi glukometer
20 – 600 mg/dl (1,7 – 30,6 mmol/L) range
9.      Evaluasi
Kadar glukosa darah akan lansung terbaca dan dinyatakan dalam mg/dl.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.    Hasil Penelitian
Sampel penelitian berupa darah vena yang diperiksa dengan Fotometer dan Glukometer dengan jumlah sampel 30 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah maka didapatkan hasil pemeriksaan seperti yang tercantum dalam tabel.
Tabel 4.1 : Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada sampel langsung diperiksa dan ditangguhkan 2 jam
No.
Kode Sampel
Jenis
Kelamin
Kadar glukosa darah (mg/dl)
(Y-X)
D
(Y-X)2
d2
Ditangguhkan 2 jam
(X)
Langsung diperiksa (Y)
1.
1
P
423
446
23
529
2.
2
P
200
211
38
1444
3.
3
P
106
166
50
2500
4.
4
L
307
408
101
10201
5.
5
P
105
142
37
1369
6.
6
P
76
127
51
2601
7.
7
P
167
313
146
21316
8.
8
P

 
104
163
59
3481
9.
9
P
86
152
66
4356
10.
10
P
173
247
74
5476
11.
11
P
178
288
110
12100
12.
12
P
157
176
19
361
13.
13
P
209
377
68
4624
14.
14
P
106
176
70
4900
15.
15
L
214
322
108
11664
16.
16
P
90
142
52
2704
17.
17
L
197
255
58
3364
18.
18
P
99
146
47
2209
19.
19
L
90
164
74
5476
20.
20
P
110
162
52
2704
21.
21
L
142
218
76
5776
22.
22
P
351
514
163
26569
23.
23
P
576
738
162
26244
24.
24
L
196
300
104
10816
25.
25
L
209
297
88
7744
26.
26
P
385
526
141
19881
27.
27
P
124
185
161
25921
28.
28
P
185
242
57
3249
29.
29
P
114
163
49
2401
30.
30
P
400
562
162
26244
Jumlah


5879
8328
2466
258224
Rata-rata


195,97
277,6
82,2
8607,47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar